Studi Perbandingan Hukum “Plea Bargaining System” di Amerika Serikat dengan “Jalur Khusus” di Indonesia

Plea Bargaining developed in the United States of America. It is a negotiation between the public prosecutor and the accused or their defender so that the process of resolving criminal cases is carried out quickly and effectively. Plea Bargaining became the basis for the formation of the concept of “special lane” in Indonesia in article 199 of the Criminal Procedure Code Bill. Both of these concepts carry the short examination mechanism. The difference is in the "special lane" the defendant cannot negotiate with the prosecutor regarding charges or threats of punishment because the defendant's guilty plea was made in front of the judge during the trial and the “special line” is used for crimes that have a threat of no more than 7 years while Plea Bargaining applies to all types of crimes.Plea Bargaining berkembang di Negara Amerika Serikat. Diartikan sebagai suatu negosiasi antara penuntut umum dengan tertuduh atau pembelanya supaya proses penyelesaian perkara pidana terlaksana dengan cepat dan efektif. Plea Bargaining menjadi dasar dibentuknya konsep “jalur khusus” di Indonesia dalam pasal 199 RUU KUHAP. Kedua konsep tersebut mengusung mekanisme Pemeriksaan Singkat. Perbedaannya dalam “jalur khusus” terdakwa tidak dapat bernegosiasi dengan jaksa mengenai dakwaan atau ancaman hukuman karena pengakuan bersalah terdakwa dilakukan di depan hakim saat persidangan serta “jalur khusus” digunakan terhadap tindak pidana yang memiliki ancaman tidak lebih dari 7 (tujuh) tahun sedangkan Plea Bargaining berlaku untuk segala jenis tindak pidana